Cerita Perjalanan Karimunjawa
1-5 Mei 2017
(part 1)
Liburan paling asyik adalah liburan bukan di musim liburan. Kenapa
begitu? Karena kita bisa puas-puasin explore spot liburan kita tanpa harus cenat
cenut lihat banyak orang…
Nah, pas anak SMP libur UN kelas 9 kemarin, ceritanya kami
manfaatkan untuk berlibur. Pilihan lokasinya jatuh ke Pulau Karimun Jawa. Pulau
ini memang sudah sering saya intip-intip di google. Kabarnya, pemandangan laut
di Pulau ini memang luar biasa indah. Bahkan saking indahnya Pulau Karimunjawa
disebut Paradise Island. Dan satu lagi yang membuat pulau ini menarik untuk
jadi destinasi liburan kami: Snorkeling! Yippie…
Dimana sih letaknya Pulau Karimunjawa itu? Ternyata nggak
jauh-jauh amat lho.. Pulau kecil mungil ini ada di utaranya Kota
Semarang. Tepatnya adalah salah satu kecamatan dari kota Kabupaten Jepara.
Untuk menuju Pulau ini, bisa melalui dua akses: pelabuhan Kota Semarang atau
pelabuhan Jepara.
(Sumber foto: google
map)
Persiapan
Saat mencoba menggali info tentang pulau Karimunjawa lewat
mbah google, yang muncul adalah berbagai penawaran paket wisata. Kebanyakan
tawarannya nggak jauh-jauh berbeda itenary-nya. Yang membedakan adalah harga
dan pilihan tempat menginap.
Dari
sekian banyak daftar yang muncul, saya memilih dua web. Tanya ini tanya itu via
WA, akhirnya saya memutuskan untuk memakai paket wisata dari www.putrakarimunjawa.com.
Kenapa saya putuskan itu? Salah satunya karena nomor rekening agen ini dibuka
transparan. Dari semua penyedia paket wisata karimunjawa, mewajibkan
mentransfer DP 40% dari harga yang sudah di nego. So, kalau salah-salah kita
transfer, bisa-bisa ketemu sama paket wisata abal-abal… Jangan sampai kejadian
nggak jadi liburan, dananya malah hilang… wew…
Nah, dari testimoni orang-orang yang sudah memakai jasa agen wisata putrakarimunjawa ini, sepertinya memang bisa dipercaya. Akhirnya
setelah saya menentukan pilihan waktu menginap (4h3m), hotel, jadwal
keberangkatan, jenis kapal (express atau Siginjai), lalu saya menego jumlah
transfer DP (boleh dicoba ini ke mas Yayan). Dan akhirnya deal. Kami janjian
bertemu di meeting point Pelabuhan Kartini, Jepara tepat di hari-H.
Berikutnya, saya langsung mencari tiket kereta dari Bogor
menuju Semarang. Tiket kereta ini sengaja saya beli langsung ke stasiun Bogor,
supaya dapat tempat duduk yang saling berdekatan. Maklum, rombongan. Liburan
ini sengaja saya mengajak ibu yang sudah lumayan sepuh untuk ikut berangkat.
Satu lagi yang saya persiapkan dari Bogor adalah rental mobil dari Semarang menuju Pelabuhan Jepara. Jadwal berangkat yang saya pilih
memang hanya ada kapal dari dari pelabuhan Jepara. Jadi mau nggak mau
perjalanan dari Semarang ke Jepara harus ditempuh. Hasil googling, saya
mendapatkan rental mobil di http://www.madinarental.com/
Persiapan sudah matang. Dan long weekend pun akhirnya
datang… Siap berangkat… Bismillah…
Perjalanan
Perjalanan dimulai sari stasiun Pasar Senen Jekardah.
Sengaja kami memilih kelas ekonomi, supaya bisa berkumpul jadi satu. Jam 4 sore
kereta berangkat sampai di stasiun Tawang, Semarang jam 10 malam. Telpon-telponan dengan Madina rental, akhirnya kami bertemu
juga dengan Pak Ariyo, driver sekaligus pemilik Madina rental. Rental mobil ini
berdomisili di Jepara.
Jos… kami langsung meluncur ke arah Jepara. Pak Ariyo yang
cukup ramah itu, banyak bercerita tentang kota Jepara. Kota penghasil furniture
ukiran jati. Dari penampakan malam itu, kotanya tidak terlalu besar tapi asri
dan tertata rapi.
Sekitar dua jam lebih perjalanan, sampailah kami ke Pelabuhan
Kartini di Jepara. Tapi hari masih tengah malam, sedangkan pelabuhan dibuka jam
6 pagi. Nah lho…
Pak Ariyo, menawarkan rumahnya untuk menjadi tempat kami
transit. Tapi, kami memutuskan untuk mencari homestay di dekat pelabuhan
Kartini. Jam 1 malam, mobil berhenti di depan Hotel Segoro jam 1 malam. Akhirnya malam itu, kami beristirahat manis
di hotel yang jaraknya hanya 1KM dari Pelabuhan Kartini.
Keesokan paginya, kami bersiap melanjutkan perjalanan.
Ternyata, tempat yang dituju masih jauh sodara-sodara… Jam 7.30 seusai sarapan
pagi di hotel, kami bersiap berangkat menuju Pulau Karimunjawa. Fighting…
Dijemput mobil Pak Ariyo, tibalah kami di meeting point
dengan Mas Yayan di Pelabuhan Kartini Jepara. Di depan kami tampak sebuah kapal
ekspress bersandar siap untuk mengantar para penumpang ke pulau yang konon
kabarnya sangat cantik itu.
Dan ternyata, suasana di pelabuhan cukup ramai.
Di depan tiket tampak antrian mengular. Kebanyakan dari mereka adalah wisatawan
lokal seperti kami. Beberapa diantaranya terlihat orang bule dan asian.
Selebihnya mungkin penduduk Pulau Karimun yang beraktivitas di Jepara atau
sebaliknya.
Setelah bertemu Mas Yayan, saya diberi tiket kapal ekspress
dan si kecil dapat tiket infant. Mas Yayan hanya bisa mengantar sampai di pelabuhan
saja. Di pelabuhan Karimun nanti, kami akan dijemput oleh Mas Faul, partner Mas
Yayan di agen putrakarimunjawa.
Jujur, ini kali pertama saya, ibu dan anak-anak naik kapal
laut hihihi… Antara takut dan excited itu yang saya rasakan di pelabuhan Jepara.
Kami akan berada di tengah lautan sekitar 2,5 jam lamanya. Nervous… takut mabok
laut hahaha…
Di dalam kapal, kami duduk di ruang ber-AC. Di depan tempat
duduk kami, terlihat sekelompok mbak-mbak cantik yang sudah berkostum liburan
pantai. Salah satu yang menarik perhatian adalah sesembak berambut pelangi.
Terlihat dari gayanya, sesembak ini memang terbiasa melakukan traveling. (Dan
keesokan harinya ternyata kelompok empat mbak cantik itu menjadi teman satu grup bertualang di Karimunjawa).
Selama di kapal, memang terasa goncangan kapal membuat perut
sedikit mual. Saya, anak-anak dan bapaknya mencoba berjalan ke luar ruang duduk
dan naik ke anjungan kapal, melihat suasana laut dari teras kapal. Tapi
ternyatah, melihat ombak langsung bukannya menghilangkan mual, malah semakin
mual. Dan kembalilah saya ke ruang duduk berusaha memejamkan mata, beristirahat
dan berdoa semoga segera melihat daratan pulau Karimunjawa.
Mendarat di
Karimunjawa
Alhamdulillah, perjalanan menuju pulau lancar tak ada
hambatan. Dalam waktu sekitar 2,5 jam, kami sudah sampai ke dermaga
Karimunjawa. Kami dijemput oleh Mas Faul dan driver dari hotel yang kami pilih,
Hotel Sunrise. Sayangnya, karena masih merasa mabok laut, nggak sempet deh
selfie-selfie di pintu “Selamat Datang di Karimunjawa”
Dari dermaga kami langsung meluncur ke atas bukit. Hotel
Sunrise, yang kami tempati memang terletak di tepi bukit. Driver yang menjemput
kami, bernama Pak Sadewo. Tranportasi darat selama berada di Karimunjawa
termasuk ke dalam fasilitas hotel.
Jalan yang kami lewati menuju Hotel Sunrise cukup unik.
Sempit dan ramai oleh pejalan kaki. Untungnya tidak banyak mobil yang saling
berpapasan. Jadi, walaupun sempit mungkin dirasa cukup oleh penduduk sekitar.
Di samping jalan, tampak banyak rumah-rumah penduduk yang
bertuliskan Homestay. Rasanya seperti memasuki sebuah kampung wisata. Yang saya
baca, memang pariwisata di Karimunjawa sedang dikembangkan besar-besaran. Jadi
tak aneh kalau melihat kanan kiri sepanjang jalan, rumah-rumah penduduk
dijadikan homestay untuk para wisatawan.
Hanya kira-kira 10 menit, kami sampai di depan parkiran
Hotel Sunrise. Suasananya cukup sepi. Kami disambut dengan hidangan makan siang
yang sudah tersaji di salah satu meja resto hotel. Hmmm… aroma masakan rumahan
dengan menu ikan bakar dan telur dadar, lengkap dengan sambalnya. Anak-anak
yang mulai hilang rasa mualnya, langsung menyantap seru masakannya. Tak berapa
lama keluarlah yang ditunggu-tungu, es kelapa muda.. srluuup…
Selesai makan siang, kami beristirahat di kamar
masing-masing. Saya memang memesan 2 kamar untuk tempat menginap. Saya menginap
bersama batita, sedangkan 2 anak abegeh tidur bersama neneknya.
Kamarnya cukup sederhana dan bersih. Ada AC,
tapi tak ada TV. Memang kami juga tak begitu ketergantungan pada televisi. Kamar
mandi juga bersih dan memadai. Dan yang membuat saya merasa tidak salah pilih
hotel, adalah seaview-nya… Yes!!!
Foto Sunset diambil dari depan kamar Hotel Sunrise
H1 – Menyapa Air Laut
Menjelang sore, anak-anak sudah nggak sabar untuk turun ke
pantai. Kebetulan nggak jauh dari Hotel Sunrise, ada pantai kecil bernama
Pantai Pancuran. Jaraknya hanya sekitar 100 meter menuruni jalan berpasir. Jalan masuk pantai persis di depan pintu
masuk hotel. Pantai ini dibuka untuk umum dengan tiket Rp. 5000/orang. Tapi
digratiskan untuk yang menginap di Hotel Sunrise.
Pantai kecil ini
sebetulnya tidak begitu bersih. Banyak sampah yang terkumpul di bibir pantai.
Tapi, beberapa jarak ke tengah air, sudah tidak begitu banyak sampah. Agak ke
tengah pun, pantai masih dangkal. Tapi kami lumayan puas bermain di pantai itu.
Sekitar satu jam bermain di pantai, kami kembali pulang ke kamar hotel.
Ayo
nanjak… hosh… hosh… hosh…
Menuju Keramaian
Sore hari selepas mahgrib, jadwalnya adalah acara bebas.
Kami diantar oleh Pak Sadewo ke alun-alun Karimunjawa. Di alun-alun ini
akhirnya kita bisa melihat keramaian orang…
Ada apa di alun-alun? Yang jelas banyak
wisatawan dan penjual seafood bakar Di sini kita bisa memilih aneka macam seafood
dan ikan laut dengan harga relatif murah. Lesehan dan makan di tempat…
Nah, itu dia pilihan kami. Cumi crispy dan ikan kakaktua
bakar. Berapa harganya? Cukup 70rb aja. Murah, kaaan…
Yuk… Mari makan….
Sudah kenyang, kami kembali ke hotel,
beristirahat dan siap berpetualangan susur pulau-pulau kecil di sekitar Karimunjawa, besok pagi (bersambung part 2)
No comments:
Post a Comment