Alhamdulillah... Ini cernak pertama yang menembus media cetak. Hasil dari menulis di kelas. Sengaja memang nggak dikirim ke Majalah Bobo. Dalam cerita ini tokohnya masih anak pra sekolah, sedangkan Bobo kebanyakan memuat cerita tentang anak-anak SD.
Walaupun korannya nun jauh di Padang, thanks to Uni Novia yang sudah kirim-kirim penampakannya.
Rubrik Ceria Harian Padang Ekspress
Dimuat 8 Februari 2015
Berani Tidur Sendiri
“Lala kenapa, kok melamun? Belum bisa tidur ya? Masih mikirin apa sih,
Lala kok keliatan serius banget sudah malam begini?” tanya Mama agak khawatir.
“Emm… Ma, kalau adik sudah lahir, Lala masih boleh tidur sama Mama nggak
di kamar Mama?” tanya Lala dengan wajah gundah. Tangannya mengelus perut Mama
yang sudah terlihat besar sekali.
“Emm… Bagusnya Lala sudah berani tidur sendiri di kamar Lala. Nanti kan kalau adik bayi
sudah lahir, setiap malam bisa nangis terus. Tidur Lala pasti terganggu.”
“Tapi Ma, Lala takut tidur sendiri. Lala takut ada monster gigi tajam
datang ke kamar Lala,” sahut Lala sambil bergidik.
“Nggak kok, nggak ada itu monster gigi tajam. Itu hanya ada di pikiran
Lala. Kalau Lala takut, setiap malam mau tidur Lala berdoa dulu.”
“Lala sudah berdoa Ma, tapi tetap takut.” Lala memeluk mamanya. Setelah
merasa aman dan nyaman, Lalapun terlelap.
***
Belakangan ini Lala merasa tidak
tenang, apalagi melihat perut mama yang semakin membesar. Itu tandanya adik
bayi akan segera lahir. Mamanya sudah berpesan, kalau adik sudah lahir, Lala
harus berani tidur di kamar Lala sendiri. Sudah dari Lala mulai masuk TK, kamar
itu disiapkan untuk Lala. Tapi setiap Lala mencoba tidur di kamar Lala,
bayangan monster gigi tajam selalu datang menghantui Lala. Tia, teman sekelas
Lala di TK pernah bilang, kalau monster gigi tajam itu sukanya mendatangi anak
yang tidur sendiri. Karena itulah Lala takut sekali kalau disuruh tidur di
kamarnya sendiri.
“Ma, tadi malam Lala mimpi seram deh
Ma… tapi seru…”
“Oh ya?” Mama menengok ke arah Lala
sambil menyiapkan bekal sekolah Lala. “Mimpi seramnya apa, mimpi serunya apa?”
lanjut Mama.
“Lala mimpi dikejar monster gigi
tajam Ma…”
“Ketangkap?”
“Nggak, pas monsternya sudah dekat
Lala, Lala lari lewat jembatan gantung yang tinggi, dibawahnya jurang dalam
banget Ma. Tadinya Lala takut lihat jurang, tapi daripada ketangkap monster
Lala terpaksa lari lewat jembatan itu.”
“Terus?”
“Terus Lala sampai deh nyebrang
jembatannya, Lala tengok ke belakang monsternya masih ngejar lewat jembatan.
Tapi jembatannya nggak kuat Ma, monsternya besar. Jembatannya roboh, terus
monsternya jatuh deh ke jurang. Seru Ma… takut tapi seru!” Mama mendengarkan
cerita Lala sambil tersenyum. Hmmm… ada ide, pikir mama.
“Iya, seru mimpinya La. Tahu nggak
La, sebenarnya orang bermimpi itu kadang ada artinya lho,” kata mama memancing. Mata Lala membesar.
“Masa’ sih ma? Berarti mimpi Lala ada artinya dong? Mama tahu nggak
artinya mimpi Lala?” tanya Lala bertubi-tubi. Penasaran.
“Emmm… Mama pikir dulu ya,” sahut mama sambil mengetukkan telunjuk
dibawah bibirnya. “Sepertinya artinya begini, Lala sudah bisa mengalahkan
ketakutan Lala sama monster dan jembatan tinggi. Jadi, Lala sudah nggak takut
lagi tidur di kamar Lala sendiri, karena Lala sudah menang lawan monster.”
“Begitu ya Ma… Monsternya sudah kalah lawan Lala. Kalau gitu nanti malam
Lala mau coba tidur sendiri Ma.”
“Pintar anak mama… Ya sudah, sekarang ayo berangkat sekolah, nanti Lala
terlambat.”
***
Malam ini Lala mencoba tidur di kamarnya.
Matanya sempat terlelap ketika Mama masih menemaninya. Selepas, mama menutup
pintu saat keluar dari kamar, Lala terbangun. Pikiran Lala bercampur aduk,
antara takut, waspada dan ingin pindah ke kamar mama. Tapi hatinya akhirnya
memutuskan untuk tetap tidur di kamarnya. Sambil memeluk gulingnya, Lala terus
mengulang “monsternya sudah kalah… monsternya sudah kalah... monsternya sudah...”
dan Lalapun tertidur sampai keesokan paginya.
***
“Ma, tadi di sekolah bu guru tanya
di kelas, siapa yang sudah berani tidur sendiri? Lala angkat tangan dong Ma,”
seru Lala dengan riang sepulang sekolah.
“Hebat! Terus ada teman Lala yang
masih tidur sama mamanya?”
“Ada Ma… banyak! Tia masih bobo sama bundanya
Ma. Tia masih takut sama monster gigi tajam.”
“Memang Lala sudah nggak takut
lagi?”
“Nggak Ma, monsternya sudah kalah kan . Mungkin Tia harus
mimpi dulu ketemu monsternya, terus ngelawan terus bisa ngalahin deh. Jadi
nggak akan takut lagi seperti Lala hehehe…”
“Anak mama memang berani, hebat!”
seru Mama sambil memeluk Lala.
-o0o-
No comments:
Post a Comment